Header Ads

SUDAH BENARKAH WUDHU KITA? SALAH WUDHU ITU BAHAYA!

Apa susahnya wudhu? Sebesar ini masa belum bisa wudhu.

Mungkin bukan belum bisa wudhu. Mungkin ada beberapa hal yang terlewat, atau bahkan tidak sempurna, atau malah salah.

Dari semua kitab fiqih yang ada, hampir semua mengajarkan bersuci sebagai bahasan pertama sebelum membahas ibadah yang lain. Ini menunjukkan pentingnya posisi bersuci dalam beribadah.

Bersuci ada beberapa jenis, yaitu mandi, wudhu dan tayammum. Fungsi dari bersuci adalah menghilangkan hadats baik besar maupun kecil.

Dua ibadah yang mewajibkan suci dari hadats sebagai syarat adalah shalat dan tawaf (mengelilingi ka'bah dalam ibadah haji dan umroh).

Untuk mensucikan diri dari hadats besar, maka cara bersuci yang dilakukan adalah dengan mandi. Sedangkan untuk bersuci dari hadats kecil, cara yang dilakukan adalah dengan wudhu (apabila tidak ada air atau tidak bisa terkena air).

PENTINGNYA BENAR DALAM BERWUDHU

Salah dalam ber-wudhu, menyebabkan tidak sah-nya wudhu. Tidak sah-nya wudhu, menyebabkan tidak sah-nya shalat. Tidak sah-nya shalat, menyebabkan kita dianggap tidak melakukan kewajiban shalat.

Jika ini berlangsung terus menerus, maka hal ini mengkhawatirkan. Berbahaya bagi ke-Islam-an kita. Karena apa? Karena shalat adalah rukun Islam yang kedua setelah syahadat.

Tidak dilakukannya salah satu rukun Islam, menyebabkan ke-Islam-an kita batal. Terlebih lagi, shalat adalah amal ibadah yang pertama kali diperhitungkan pada hari penghakiman nanti.

TATA CARA BERWUDHU

Lalu bagaimana wudhu yang benar? Imam Al Ghazali menjelaskan tata cara berwudhu dalam kitabnya yang terkenal : Bidayatul Hidayah (Kiat Menggapai Hidayah).


Bersiwak Sebelum Berwudhu

Imam Al Ghazali mengajarkan, sebelum berwudhu hendaknya kita bersiwak. Beliau menjelaskan :

"Apabila engkau telah selesai istinja' (cebok), maka janganlah meninggalkan bersiwak (menggosok gigi). Sebab bersiwak itu dapat membersihkan mulut, menyenangkan ALLAH dan membencikan syetan. Satu kali shalat dengan bersiwak lebih utama daripada tujuh puluh kali shalat tanpa bersiwak."

Tentang keutamaan siwak, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah bersabda :

"Siwak itu menyucikan mulut, menyebabkan turunnya ridha ALLAH dan menyebabkan syetan marah-marah."

"Satu kali shalat dengan bersiwak itu lebih utama daripada tujuh puluh kali shalat tanpa bersiwak."

"Andaikata aku tidak takut memberatkan umatku, pasti aku perintahkan kepada mereka agar bersiwak setiap hendak melakukan shalat."

"Aku telah diperintahkan oleh ALLAH agar bersiwak, sehingga aku khawatir siwak itu akan diwajibkan kepadaku."

Mulai Berwudhu

Setelah bersiwak, wudhu dimulai dengan membasuh kedua tangan. Imam Al Ghazali menjelaskan :

"Sesudah engkau bersiwak, maka duduklah engkau dengan menghadap kiblat di tempat yang sedikit tinggi agar engkau tidak terkena percikan air yang jatuh ke tanah (lantai yang tidak suci).

Kemudian basuhlah kedua tanganmu sebelum memasukkan ke dalam wadah tempat air wudhu, dan berdoalah."

Berkumur

"Sesudah itu berniatlah untuk menghilangkan hadats atau niat supaya diperbolehkan melakukan shalat. Dan niatmu itu tidak boleh berlalu sebelum membasuh wajah, agar sah wudhu-mu. Maksudnya, niat wudhu itu dilakukan bersamaan dengan membasuh muka.

Lalu ambillah air untuk berkumur sebanyak tiga kali dengan bersungguh-sungguh memutar air di dalam mulut sampai ke bagian atas tenggorokan, kecuali jika dalam keadaan berpuasa (kalau sedang berpuasa, maka berkumurnya harus biasa-biasa saja)."

Membersihkan hidung

"Kemudian ambilah air lagi untuk dihirup dengan hidung sebanyak tiga kali, lalu semprotkanlah air tersebut keluar hidung."

Membasuh Wajah

"Kemudian ambillah air untuk membasuh wajah mulai dari permukaan dahi sampai ke ujung dagu bagian depan. Dari telinga kanan sampai telinga sebelah kiri.

Dalam membasuh wajah ini, air harus merata ke seluruh wajah sampai pada bagian antara bagian atas dan tepi pelipis, yakni tempat di tepi dahi.

Air itu harus sampai pula membasahi empat tempat tumbuhnya bulu di wajah : yaitu tempat tumbuhnya kedua alis, tempat tumbuhnya kumis, bulu-bulu mata dan bulu yang tumbuh di permulaan jenggot (jambang).

Air tersebut wajib pula membasahi tempat tumbuhnya jenggot yang tipis, namun tidak wajib menyampaikan air ke tempat tumbuhnya jenggot yang lebat. Namun hendaknya membiasakan membasahi jenggot yang lebat."

Membasuh Tangan

"Sesudah itu basuhlah tangan kananmu dan tangan kirimu, kedua siku sampai ke bagian tengah bahu. Sebab perhiasan surga itu dipasang sampai batas akhir anggota wudhu yang biasa dibasuh."

Membasuh Kepala

"Sesudah itu usaplah kepala (rambutmu), dengan cara membasahi kedua telapak tangan terlebih dahulu, lalu mempertemukan ujung jari-jari kedua tangan dan meletakkannya ke kepala bagian depan terus dijalankan ke bagian belakang kepala, lalu dikembalikan lagi ke depan.

Ini dihitung sekali. Dan engkau melakukannya sebanyak tiga kali, sama dengan bilangan membasuh anggota-anggota wudhu yang lain."

Membasuh Telinga

"Setelah itu usapkanlah kedua telingamu, bagian luar dan dalamnya, dengan air yang baru diambil (bukan sisa air untuk mengusap kepala), dengan cara memasukkan kedua jari telunjuk ke dalam dua lubang telinga, lalu usapkanlah bagian luar daun telingamu dengan ibu jari bagian dalam. Kemudian usaplah lehermu.

Membasuh Kaki

Terakhir, Imam Al Ghazali menjelaskan tata cara membasuh anggota wudhu yang terakhir yaitu kaki.

"Sesudah itu basuhlah kakimu yang sebelah kanan lalu kaki sebelah kiri bersama kedua mata kaki dan menyela jari-jari kaki dengan jari kelingking tangan kiri.

Dimulai dari jari kelingking kaki sebelah kanan terus sampai ke jari kelingking kaki sebelah kiri. Caranya, jari kelingking tangan tersebut dimasukkan dari bawah jari-jari kaki.

Ketika membasuh kaki kiri ini, hendaklah engkau membasuhnya sampai bagian tengah betis, sebanyak tiga kali."

Baca Juga : LARANGAN DAN ANJURAN KETIKA BERWUDHU

Selesai Berwudhu

Apabila telah selesai berwudhu, maka angkatlah pandangan ke arah langit dengan membaca doa :

أَشْهَدُ أَنْ لآّاِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللّهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Asyhadu allâ ilâha illallâhu wahdahû lâ syarîka lahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhû wa rasûluhû, allâhummaj'alnî minat tawwâbîna waj'alnii minal mutathahhirîna.

Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bersuci (shalih)." (Dari hadits riwayat Imam Muslim dan Imam at-Tirmidzi)

No comments

Powered by Blogger.